Ganti Judul dan ALt sendiri

Mulai dari Mengubah Gaya Hidup Kita, Proyek Jangka Panjang Mencegah Semakin Parahnya Deforestasi



Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, membahas tentang hutan biasanya masih seputar pembahasan hutan lindung, manfaat hutan, dan cara melindungi hutan sebagai paru-paru dunia. Namun hari ini, bicara tentang hutan di era musibah perubahan iklim dunia seperti sekarang ini, pasti akan selalu dikaitkan dengan masalah deforestasi. Deforestasi telah menarik perhatian bukan saja para aktivis pencinta lingkungan, tetapi juga para ilmuwan dan pemimpin dunia. Pada tahun 2021, para pemimpin dunia bertemu dalam COP26, membahas Krisis Iklim Akibat Perubahan Iklim, dan salah satunya membahas soal deforestasi.

Deforestasi adalah salah satu masalah lingkungan global yang mendapat perhatian dunia, karena besarnya dampak negatif lingkungan yang ditimbulkan seperti kehilangan keanekaragaman hayati hingga kontribusinya dalam pemanasan global dan perubahan iklim global.

Apa sebenarnya deforestasi, dan bagaimana kaitannya dengan masalah perubahan iklim dunia, yang membuat suhu bumi makin meningkat (panas)?

 

Pengertian Deforestasi

Mengutip laman lindungihutan.com, Deforestasi adalah peristiwa hilangnya tutupan hutan yang berubah menjadi tutupan lain, potensi deforestasi terjadi pada hutan yang berada di areal dengan intensitas tinggi atau berbatasan langsung dengan kegiatan manusia.

Deforestasi dapat diartikan secara kuantitatif yaitu pengurangan tutupan tajuk pohon menjadi kurang dari ambang minimum sebesar 10% untuk jangka panjang dengan tinggi pohon minimum 5 m pada areal seluas minimum 0,5 ha.

Secara sederhana deforestasi juga didefinisikan sebagai perubahan tutupan suatu wilayah dari berhutan menjadi tidak berhutan, dari suatu wilayah yang sebelumnya memilki bertajuk berupa hutan (vegetasi pohon dengan kerapatan tertentu) menjadi bukan hutan (bukan vegetasi pohon atau bahkan tidak bervegetasi).

Definisi tersebut diperkuat dengan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD) yang menyatakan secara tegas bahwa deforestasi adalah perubahan secara permanen areal hutan menjadi tidak berhutan yang disebabkan oleh kegiatan manusia.

Top-3 kawasan negara driver deforestasi global adalah Amerika (40 persen), Afrika (31.6 persen), dan Asia (26.2 persen).

Sektor driver deforestasi global adalah pertanian (54 persen), bencana alam (17 persen), pembangunan rumah dan infrastruktur (4 persen) dan industri.

Komoditas pertanian yang menjadi driver deforestasi global adalah peternakan (24 persen), serelia (8 persen), kedelai (6 persen), dan umbi-umbian (4 persen).

Deforestasi di Indonesia telah terjadi sejak zaman kolonialisme dan semakin intensif pada masa Orde Baru hingga berlanjut pada era pembangunan saat eforestasi.

 

Penyebab Deforestasi

Deforestasi disebabkan oleh dua hal utama, yaitu peristiwa gangguan alam dan aktivitas manusia.

1.      Peristiwa Gangguan Alam

Hampir setiap tahunnya Indonesia dihadapkan dengan bencana kebakaran hutan. Fenomena kebakaran hutan di Indonesia telah menjadi tradisi yang terus-menerus terjadi. Kebakaran membuat angka deforestasi menjadi semakin parah dibandingkan kehilangan lahan yang disebabkan oleh kegiatan konversi lainnya.

2.      Aktivitas Manusia

Deforestasi disebabkan oleh perluasan lahan dan perkembangan peradaban manusia. Deforestasi dilakukan oleh seluruh negara untuk memanfaatkan sumberdaya alam hutan demi memenuhi kebutuhan pangan dan lahan perumahan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia. Negara berkembang melakukan deforestasi dengan tetap menjaga keberadaan virgin forest sebagai “rumah” biodiversity asli.

Studi empiris menunjukkan bahwa deforestasi global adalah fenomena normal dalam sejarah pembangunan dunia.

Deforestasi terjadi di seluruh dunia sejak sebelum tahun 1700, terutama di hutan non tropis seperti Eropa dan Amerika Serikat, lalu menjalar ke hutan

·        Pembukaan Lahan Perkebunan

·        Perambahan Hutan untuk Memenuhi Keinginan Manusia

·        Program Transmigrasi

·        Pertambangan dan Pengeboran Sumber Daya Alam

 

 

Dampak Deforestasi

Perubahan lahan hutan tersebut menyebabkan terganggunya keadaan lingkungan, antara lain :

1.      Bencana Alam

2.      Kepunahan Flora dan Fauna

3.      Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

4.      Terganggunya Siklus Air

 

 

Pencegahan untuk Mengurangi Deforestasi

Ancaman terbesar dari dampak deforestasi yang ditakutkan dunia adalah perubahan iklim yang ekstrim. Karena itu diperlukan langkah-langkah nyata untuk mengurangi deforestasi oleh seluruh penduduk bumi.

Langkah pencegahan tersebut bisa dibagi menjadi langkah besar yang dilakukan oleh negara-negara dan korporasi, dan langkah kecil namun konsisten yang dilakukan oleh masyarakat, yaitu organisasi dan individu.

Upaya Pencegahan Deforestasi oleh Pemimpin Dunia

1.      PARLEMEN Eropa dan Dewan Uni Eropa telah sepakat menerbitkan aturan baru bebas deforestasi dan degradasi hutan bagi komoditas yang masuk ke 27 negara anggotanya. Kesepakatan aturan yang disebut European Union Due Diligence Regulation (EUDDR) terjadi pada Desember 2022.

Ada tujuh komoditas yang terlarang masuk Eropa jika terkait dengan deforestasi dan degradasi hutan atau lahan. Cakupan komoditas EUDDR adalah kedelai, minyak kelapa sawit, kayu, daging sapi, kakao, karet, dan kopi serta produk-produk turunannya, seperti kulit, cokelat, mebel. EUDDR tidak menutup cakupan diperluas ke komoditas lain.

2.      Mengadakan konferensi G20 yang membahas tentang krisis iklim dunia dan langkah pencegahannya agar tidak semakin parah

G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20 merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Cina, Turki, dan Uni Eropa.

 

Proyek pencegahan Deforestasi oleh negara dan korporasi:

1.      Penebangan dengan Sistem Tebang Pilih

3.     Reboisasi dan Penghijauan

4.      Pembentukan REDD+

REDD+ atau Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation adalah  Upaya yang dilakukan berupa penawaran kepada negara berkembang dalam upaya mengurangi emisi dalam rangka investasi di jalur rendah karbon.

5.      Pengawasan Hutan

 

Proyek pencegahan Deforestasi oleh masyarakat.

Sebagai masyarakat tentu harus ikut bertanggung jawab dan mau berpartisipasi dalam upaya pencegahan Deforestasi. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah gaya hidup yang ramah lingkungan. Langkah ini terlihat sepele namun apabila dijalankan secara konsisten dan semakin banyak yang melakukannya maka akan memberikan pengaruh. Mari kita menjadi bagian dari umat manusia yang akan mencegah memanasnya bumi 1,5 derajat lebih tinggi di tahun 2030. Di antara langkah-langkah berikut, mana yang kamu sudah melaksanakannya secara konsisten?

1.      Menggalakkan gaya Hidup Cinta Lingkungan

Permasalahan degradasi lahan di Indonesia adalah hal yang harus kita sadari bersama. Pasalnya, topik lingkungan belum terlalu akrab menjadi perbincangan di masyarakat saat ini. Seperti yang dilansir dari Remotivi, banyak orang cenderung menganggap permasalahan seperti ini hanya akan menimpa orang lain dan terjadi di tempat yang jauh dari mereka. Menjadi acuh di balik semakin merebaknya kasus ini menjangkiti hutan-hutan Indonesia.

 

Persepsi tersebut pada akhirnya berujung pada pola hidup masyarakat yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan. Padahal, degradasi lahan bukanlah peristiwa episodik, hal ini jelas akan memengaruhi keberlangsungan hidup generasi selanjutnya. Berupaya memulihkannya bukan perkara mudah. Tapi manusia tetaplah makhluk hidup yang berdaya. Tetaplah agen-agen yang dapat membawa perubahan baik, meskipun kecil.

 

2.      Menghemat energi

3.      Menghemat air

4.      Menjalankan hidup sederhana dan permakultur

Ironi memang, jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 273 juta jiwa di akhir tahun lalu menuntut pasokan pangan yang tak sedikit, produksi sandang yang terus bertumbuh, hingga berkembangnya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan hunian serta sentra perekonomian masyarakat. Semua itu jelas-jelas memberdayakan sumber daya yang berujung pada penebangan hutan, lagi.

 

Konsep permakultur bisa digunakan tidak hanya untuk merancang lanskap kebun dan tanaman, tetapi juga dalam kehidupan sehar-hari kita agar kita lebih bisa menjalani hidup yang berkesadaran dan harmonis dengan alam

 

5.      Mengurangi aktivitas yang banyak meninggalkan jejak karbon

Jejak karbon adalah jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan (aktivitas) manusia pada kurun waktu tertentu. Jejak karbon yang kita hasilkan akan memberikan dampak yang negatif bagi kehidupan kita di bumi, seperti kekeringan dan berkurangnya sumber air bersih, timbul cuaca ekstrim dan bencana alam, perubahan produksi rantai makanan, dan berbagai kerusakan alam lainnya. Nah, bagaimana caranya? Memilih berjalan kaki daripada berkendara atau memilih belanja langsung da ripada belanja online

 

6.      Konsumsi yang secukupnya dan bertanggung jawab

Konsumsi yang secukupnya dan bertanggung jawab dapat menjadi langkah awal mengurangi produksi berlebih yang berujung pada pencemaran.

7.      Menghabiskan makanan agar tidak bersisa

8.      Menerapkan zero waste, 3R reduce, reuse, recycle

9.      Memperbanyak menanam

10.   Mengelola sampah organik dengan membuat kompos

11.   Ikut serta mendukung kampanye cinta lingkungan

12.    

Seperti yang dikatakan Direktur Pembangunan Strategis Intergovernmental Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES), Robert Watson, “Melakukan tindakan yang tepat untuk memberantas degradasi lahan dapat mentransformasi hidup jutaan manusia, tapi hal ini menjadi semakin sulit dan mahal jika kita terus menundanya,”.

 

So, masih terus mau menunda?

 

Referensi

ITS Online

Kompas.com

Lindungihutan.com

Palmoilina.asia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

.

).

 

 

 

 

 

 

 

Post a Comment

Ingin memberi tanggapan atau saran? Silahkan drop di comment box. Terima kasih!