Ganti Judul dan ALt sendiri

Meliana Aryuni: Pembelajar dan Penulis Sejati Yang Peduli Sustainability

Meliana Aryuni Profil

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Halo, apa kabar teman-teman penulis dan blogger? Sudah sarapan inspirasi pendongkrak semangat belum hari ini? Sebagai seorang penulis atau blogger, tentu sangat membutuhkan motivasi pendorong untuk tetap berkarya, bukan? Nah, kali ini saya akan menyajikan hidangan istimewa buat teman-teman yang membutuhkan nutrisi motivasi agar makin giat menulis. Tulisan ini adalah tentang seorang muslimah pembelajar dan juga penulis yang bisa dijadikan panutan dalam hal konsistensi berkarya. Hayo ngaku, siapa yang kalau ditanya bagaimana perkembangan blognya, selalu punya dalih kalau sulit konsisten? Saya akan tunjuk tangan paling tinggi deh. Bagi penulis pemula seperti saya, menjadi konsisten adalah hal yang cukup sulit. Masa mau menulis hanya karena ada challenge aja? *Tepuk kening. Muslimah pembelajar dan penulis sejati yang saya akan bagikan kisahnya ini bernama Meliana Aryuni, seorang ibu muslimah yang menyukai dunia tulis-menulis sejak kecil. Mbak Meli, begitu biasa dia dipanggil, tetap menulis dan berkarya meskipun berada di daerah pedesaan yang jauh dari kota, setelah pindah mengikuti suami bertugas. Bahkan, dia juga berkarya lewat YouTube, dengan lebih dari 1000 video terunggah di cahnnelnya. Wow banget kan, MaasyaAllah. Bagaimana sosok lengkapnya, yuk yuk kita langsung kenalan saja.

Se-challenge, Se-coaching, Sekelas, Lalu Sebangku

Bagaimana ceritanya saya bisa berkenalan dengan mbak Meli? Semua karena izin Allah tentunya ya. Saat sedang mencari inspirasi profil untuk blog, siapa sangka ternyata inspirasi itu dekat sekali. Bukan karena jarak yang dekat, tapi semua menjadi dekat karena teknologi, dan hati juga barangkali.

Pertama kali tau mbak Meli saat saya memeriksa daftar peserta Blogspedia Challenge 4, dimana mbak Meli dan saya sama-sama sebagai peserta. Waktu itu tentu tidak hafal ya karena memeriksanya sekilas, dan ada sekitar 30an nama lain yang juga lihat sekilas. Hari demi hari challenge kami lalui, dan di hari-hari menjelang akhir challenge yang selama 15 hari itu, saya mulai lebih akrab dengan nama-nama peserta lainnya yang masih bertahan hingga hari ke-15. Sepertinya selama challenge, saat setor tugas di Ig, baik saya maupun mbak Meli terkadang sama-sama klik like, atau komen singkat, lama-lama jadi notice. Saat saya follow akunnya, saya mengingatnya karena di bio tertulis mbak Meli ini penyuka Hoya. Waah kayaknya ada teman sehobi di challenge ini.

Waktu pengumuman hasil Blogspedia Challenge, saya lihat ada nama mbak Meli di salah satu pemenang tulisan terbaik, yaitu pada tema buku paling memorable. Saat pengumuman peserta yang diterima sebagai cochee Blogspedia Coaching, ada nama mbak Meli juga. Dan saat pembagian kelas, kami sekelas. Satu kelas ada 6 orang. Dan di antara teman sekelas lain, dengan mbak Meli saya beberapa kali chat ringan. Biidznillaah saat mengerjakan tugas 4B kami berpartner, jadi lebih dekat, serasa mengerjakan tugas dengan teman sebangku.

Mbak Meli berasal dari kota Palembang, Sumatera Selatan, membuat saya mengingat sahabat pena saya yang dari kota Palembang juga. Jarak usianya yang hanya terpaut satu tahun di bawah saya membuat komunikasi kami lebih terasa akrab.

Saat ini ibu seorang putra dan dua putri ini berdomisili di kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan juga. Mengikuti suaminya yang asli Karanganyar, Surakarta. Sebelum berdomisili di Banyuasin, mbak Meli telah menetap di desa kecil, perbatasan antara Lampung dan Sumatra Selatan selama 7 tahun. Di sana mbak Meli belajar banyak hal dari warga dan alam pedesaan. Mbak Meli bersama suaminya pernah ikut memprakarsai berdirinya TPA Darussalam di desa itu dan mengikuti ajang Kampung Berseri ASTRA. Di mana pun berada semoga selalu bermanfaat dan mendapatkan keberkahan ya mbak.

Menghargai Buku Sepenuh Hati

Saat berusaha mengenal mengenal mbak Meli, cara awal saya adalah dengan melihat tulisannya yang menjadi pemenang dalam kategori buku paling memorable. Mbak Meli menceritakan tentang kisahnya bersama buku kesayangannya, yaitu buku Sirah Nabawiyah. Dia bercerita awal mula tertarik dengan buku itu saat mendengar nasyid di kampus tentang kerinduan pada Rasulullah. Kemudian dia memiliki keinginan kuat untuk memiliki buku Sirah Nabawiyah karena ingin mengetahui lebih banyak tentang kisah Rasulullah. Dengan uang hasil mengumpulkan sisa uang saku, akhirnya dia bisa membeli buku itu. Teman-teman tau kan buku Sirah Nabawiyah yang tebal itu? Bisa membelinya dengan berjuang menyisihkan uang pada masa kuliah tentu membutuhkan tekad yang kuat. Karena itu kemudian buku itu menjadi salah satu buku berharga di rak bukunya. Kenangan akan buku Sirah Nabawiyah tersebut bertambah manis karena dia memiliki kesempatan membacakan buku itu untuk nenek tercinta. Sang nenek dengan hidmat mendengarkan ceritanya. Setiap hari sepulang kuliah atau di akhir pekan menjadi waktu berharga antara mbak Meli dengan neneknya.



Sirah Nabawiyah


Dari penuturan mbak Meli tentang kisahnya dengan buku Sirah Nabawiyah dan neneknya tersebut, saya merasa mbak Meli orangnya lembut dan menaruh perhatian yang tulus pada orang yang dikasihinya. Pengagungannya kepada ilmu juga terlihat dari kisah ini. Bagaimana keinginan kuatnya untuk memiliki buku itu dan cara memperlakukan bukunya membuat saya kagum. Mbak Meli yang mencintai buku berkat didikan papanya sejak kecil itu, bercerita bahwa setiap buku yang diperolehnya dia akan tulis di bagian depan halaman buku kapan dia memperolehnya dan dengan cara apa, bahkan harganya pun dia cantumkan. Dan buku itu akan dijaganya selamanya, tak kan pernah dibuang atau dijualnya. MaasyaAllah

"Jangan pernah menganggap rugi saat membeli buku karena kita akan merasakan manfaatnya ketika kita menyelami makna dari setiap isinya. Jangan pula menganggap sia-sia bacaan di dalam buku itu karena bacaan itu akan membantu kita di waktu yang tak terduga. Bersyukurlah bila kita memiliki buku karena dengannya kita tidak sekedar mengeluarkan banyak uang, tetapi menjaga pemikiran kita dengan hal yang positif. Oleh sebab itu, selektif memilih buku itu perlu sekali.

Sejadul apapun buku itu atau diterbitkan sudah sangat lama pun dia, maka tetap saja bermanfaat. Ilmu yang ada di dalamnya tidak akan kuno alias jadul dan akan tetap berguna sepanjang masa" (Meliana Aryuni)

Benar-benar mengagumkan bukan, bagaimana sikap mbak Meli terhadap buku dan ilmu. Di sini saya mengucapkan rasa syukur yang besar kepada Allah karena salah satu tujuan saya ingin serius ngeblog dan mengenal dunia blog lebih lanjut adalah karena ingin berada pada circle pembelajar, ingin sekali mendapatkan pengaruh positif dari para pembelajar yang menghargai ilmu dan memiliki semangat dalam kebaikan. Allah mengijabah keinginan saya. Belum jauh melangkah di dunia blog, sudah Allah pertemukan dengan mbak Meli yang kehidupannya bersama buku dan ilmu menginspirasi saya. Tidak berlebihan kan kalau saya bilang mbak Meli itu seorang pembelajar sejati?

Berpetualang ke Berbagai Platform Menulis

Pada judul yang saya buat,saya juga menyebut mbak Meli sebagai penulis sejati. Why why why? Apa alasan saya? Saya menyebut mbak Meli sebagai penulis sejati tentunya dengan alasan yang kuat. Menulis adalah nafasnya, hari-harinya berlalu dengan menulis dan berbagi manfaat. Misalnya sehari saja nggak nulis, akan terasa ada yang kurang. Itulah bedanya mbak Meli dengan saya dan kalian wahai teman-teman pembaca yang ngakunya punya passion menulis tapi selalu punya alasan buat nggak nulis.

Mbak Meli gemar menulis bukan karena dia lulusan S2 yang mengharuskannya sering menulis untuk makalah atau publikasi-publikasi lainnya. Dia menulis sudah dari kecil. Semasa sekolah dasar mbak Meli sudah sering menulis di diary. Kalau anak-anak atau orang menulis diary, kebanyakan sebagai jurnal pribadi, disimpan rapi di buku yang cantik, wangi, kalau bisa dikunci, dan akan dibukan saat si empunya sedang ingin mencurahkan isi hati. Dan saat segala perasaan entah senang bahagia, atau keluh kesah dan kesedihan telah dituangkan di diary tercinta maka diary tersebut akan disimpan lagi di tempat tersembunyi, hanya akan menjadi ruang nyaman yang menjaga rahasia hati pemilik diary.

Mbak Meli bukan tipe penyimpan diary. Dia suka menulis di diary tapi dia membiarkan orang lain di rumah untuk membacanya. Terus terang saya surprised loh. Beneran baru tau ada yang model seperti ini. Tampaknya membagikan isi pikiran dan hatinya adalah suatu kebahagiaan bagi mbak Meli. Kehadiran teknologi digital membuatnya semakin mudah untuk menyalurkan hobinya tersebut, menulis dan berbagi.

Motivasi Menulis


Tidak cukup membagikan tulisannya di sosial media seperti Facebook dan Instagram, mbak Meli juga membagi tulisannya melalui blog. Kegemarannya menulis membuatnya ingin bergabung dalam platform-platform kepenulisan lainnya.

Kompasiana, Fimela.com, Hipwee, Yoursay, Retizen, Kompasiana, Indonesia.id, GNFI, KBM, dan beberapa yang lain (lupa katanya saking banyaknya) adalah platform menulis yang pernah dimasukinya. Tapi yang paling aktif adalah di Kompasiana.

Meliana Aryuni Kompasiana


Wow banyak ya. Kalau ditanya mengapa mengikuti banyak platform tersebut, mbak Meli menjawab kalau itu dalam rangka mencari jati diri, belajar dari banyak orang tentang kepenulisan, mengetahui keinginan platform tersebut, belajar memanaj waktu, dan menjajaki kemampuan diri. Haduh mbak apa nggak pusing sih, nulis di sana sini? Sepertinya jati diri mbak Meli memang menulis dan berbagi deh. Di mana ada kesempatan menulis dan menyalurkan tulisan, di situ akan kau coba jajaki. Kalau kau nyaman makan akan semakin produktif.

“Menulislah yang baik dan baiklah dalam menulis, serta jadikan tulisan baik itu sebagai sesuatu yang berarti bagimu dan orang lain” (Meliana Aryuni)

Selain menulis di platform kepenulisan, mbak Meli juga memiliki blog. Blog lamanya menggunakan wordpress, di sana arsip postingan perjalanan menulisnya. Saat ini mbak Meli mulai belajar untuk lebih mengenal blogspot. Nama blognya adalah "Pribadi Untuk Semua", dengan tagline "Ambil yang baik, buang yang buruk", sudah sangat mewakili karakter mbak Meli yang suka berbagi cerita, pengalaman, dan ilmu apa saja kepada siapa saja. Blog ini bertema keluarga dan cerita pribadi. Mimpi untuk blog mbak Meli adalah bisa bermanfaat untuk sebanyak mungkin orang yang membutuhkan.

Di dunia blog, mba Meli memiliki dua panutan, yaitu Pakde Cholik dan mas Chiro. Keduanya sudah meninggal dunia. Yang menjadi inspirasi mbak Meli, usia dan sakit tidak menghalangi keduanya untuk menulis.

Untuk memacu semangatnya ngeblog, mbak Meli juga mengikuti beberapa komunitas blog. Kalau ikut komunitas, sering ada info event lomba atau kompetisi blog. Mbak Meli suka mengikutinya, dan sudah 4 kali menang dari banyak even lomba blog yang diikutinya. Lomba memacunya lebih semangat menulis, tapi dia tidak terpaku untuk menang. Baginya berusaha yang terbaik, setelah itu lupakan. Menang syukur, nggak menang nggak akan membuatnya patah hati apalagi menghentikan jemarinya untuk merangkai kata. Keluarganya, suami dan anak-anak ikut senang dengan aktivitas menulisnya ini, apalagi kalau menang lomba, semua ikut senang. Bahkan anak-anaknya ingin sekali bisa seperti Umminya. Waah seneng ya kalau mendapat support dan pengakuan dari keluarga, suatu penghargaan yang tak ternilai harganya.

YouTube channel dengan 1000 Lebih Video

Pernah lihat konglomerat bagi-bagi uang atau sembako tanpa takut miskin? Semua digelontorkan suka-suka dia. Saya mengibaratkan mbak Meli seperti konglomerat itu. Dia suka berbagi, berbagi ilmu kepada siapa saja. Selain berbagi melalui tulisan di sosial media, blog, dan platform kepenulisan, mbak Meli juga suka berbagi video melalui sosial media dan platform distribusi konten seperti YouTube. Saat mengunjungi channel YouTube Meliana Aryuni, terpantau sudah ada 900 lebih subscriber, dan lebih dari 1000 video diunggahnya. Seribu itu banyak loh, 20 video aja itu banyak, seratus bagi saja sudah buanyak, lha seribu video.... MaasyaAllah luar biasa produktifnya ibu dari Irham ini.

Pingin tau dong apa motivasi mbak Meli membuat channel YouTube dan bisa produktif membuat video sebanyak itu. Saat saya menanyakan hal tersebut, lagi-lagi dengan humble ibu yang saat ini full time menjadi ibu rumah tangga mendampingi buah hatinya tersebut menyatakan bahwa awalnya hanya ingin membuat dokumentasi untuk anak cucunya kelak. Tapi lama-kelamaan mengapa tidak sekalian membuat video dakwah juga. Akhirnya dia juga membuat video dakwah pendek untuk short YouTube. Video pendek dengan satu tema lebih mudah membuatnya dan saat ini banyak disukai pemirsa. Sama seperti saat menulis, motivasinya membuat video dokumentasi aktivitas anak, keluarga dan video dakwah adalah untuk berbagi.

"Hidup Cuma sekali, lalu banyaklah berbagi"

Mimpinya untuk blog dan channel YouTubenya sama, bisa menjangkau banyak pemirsa dan bermanfaat bagi mereka. Tidak berharap orang subscribe atau follow, dilihat dan dibaca saja sudah membuatnya bahagia. Bisa membuat karya sebanyak itu tanpa peduli apresiasi orang kepadanya, kalau bukan karena itu jati dirinya, kesenangannya, kebahagiannya saya rasa itu semua akan sulit. Setuju nggak teman? Mbak Meli membuat video nggak Cuma video saja, tapi dengan penambahan teks dan voice yang bisa memudahkan pemirsa lebih memahami isi videonya. Kita doakan ya semoga karya-karya mbak Meli semakin menjangkau dan memberi manfaat banyak orang dan makin meningkat kualitasnya dari waktu ke waktu, aamiin.

Sayangi Bumi dengan Mendukung Sustainability

Sebagai seorang full time IRT yang sangat concern dengan pendidikan rumah anak-anaknya, yang suka menulis dan membuat konten video juga, ternyata mbak Meli punya aktivitas lain yang menjadi bagian kesibukannya sehari-hari, yaitu mendukung gerakan sustainability, gaya hidup berkelanjutan. Ini berkaitan dengan lingkungan ya, teman.

Dari konten yang diunggahnya melalui Instagram dan YouTube, saya menemukan aktivitasnya berkebun, memilah sampah, membuat kompos, memakai ulang barang yang tidak terpakai (reuse), dan yang cukup menarik adalah ikut melestarikan anggrek spesies, yaitu anggrek hutan. Gambarnya cantik-cantik, saya suka melihatnya.

Anggrek Meliana Aryuni


Mbak Meli menanam aneka macam tanaman buah, bunga, dan apotek hidup. Apotek hidupnya seperti lengkuas, kunyit, serai, jahe, rosemary, kencur, temu lawak. Tanaman buah yang juga pernah dijualnya melalui FB marketplace adalah stroberi, pokad, sawo, dan bibit merica.

Meliana Aryuni Garden


Dalam konten-kontennya yang lain mbak Meli juga sering  menyampaikan tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup, demi mempertahankan bumi kita dari bahaya perubahan iklim yang mengancam.

Dalam hal menaman ini, mbak Meli sudah mendapatkan teladan dari emak, sebutan untuk ibunya sejak kecil. Saya menemukan lagi kesamaan antara saya dan mbak Meli. Saya juga suka berkebun karena ibu saya memang suka merawat tanaman.

“Bila belum sempat memakannya (hasil panen), maka hewan lain akan memakannya. Pahala kita tidak akan berkurang sedikit pun”

Sebuah perkataan yang selaras dengan ajaran Islam tentang anjuran menaman.

Penutup

Masih sangat banyak yang ingin saya gali dari pribadi mbak Meli dan aktivitasnya dalam menulis, membuat konten, membersamai anak-anak, berpetualang di gunung, berkebun, dan kegiatan lainnya yang menarik buat saya. Daftar pertanyaan masih saya simpan dalam list. Namun untuk kali ini, saya cukupkan sampai di sini dulu ya, teman.

Bagaimana menurut teman-teman tentang sosok mbak Meliana Aryuni sebagai seorang penulis dan pembelajar sejati? Apa yang paling inspiring dan berharga dari mbak Meli yang bisa memotivasi? Semoga kebaikannya bisa menggerakkan kita untuk menjadi lebih baik ya, teman.

Apabila ingin berteman dan mengenal lebih jauh tentang mbak Meli, bisa langsung menuju blognya, atau mengunjungi channel YouTubenya, bisa juga follow akun Instagramnya ya. Selamat mencari inspirasi^^


9 comments

Ingin memberi tanggapan atau saran? Silahkan drop di comment box. Terima kasih!
  1. Masya Allah, terharu bisa ditulis oleh mbak Liha 🙈 Masih banyak kekurangan saya dan Allah swt. menutupinya, Mbak. 😥

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pribadi dan aktivitas mbak Meli sangat menginspirasi, MaasyaAllah. Baarakallaahu fiik mba🌷🌷

      Delete
  2. MasyaAllah....mbak Meli salah satu wanita inspiratif, patut dijadikan teladan. Semoga saya juga bisa seperti beliau..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin...bener mbak banyak yang bisa dicontoh dari beliau

      Delete
  3. Kak, baru baca langsung kesentil sama, 'Masa mau menulis hanya karena ada challenge aja?' .. terima kasih sudah mengingatkan hehe.. Bunganya Mbak Meli masyaallah cantik-cantik..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayuuk mulai rancang tema tulisan biar abis challenge bisa langsung dieksekusi💪

      Delete
  4. masyallah banyak insigh dari tulisan ini mba, aku pun sering berburu buku jadul di toko loak, makasih sharingnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berasa berburu harta Karun ya mbak, nyari buku sampe ke tempat nylempit-nylempit berharap dapet buku tak terduga kualitas dan harganya

      Delete