Ganti Judul dan ALt sendiri

Konservasi Laut Sebagai Strategi Mitigasi Perubahan Iklim

 



Kekayaan alam di atas permukaan bumi Indonesia yang terbentang indah dari Sabang hingga Merauke, mudah kita bayangkan. Gunung, hutan, hamparan sawah dan perkebunan, tidak akan sulit bagi kita untuk menggambarkannya. Namun kekayaan alam Indonesia yang tersimpan di bawah permukaan bumi dan bawah permukaan laut, barangkali sebagian besar dari kita akan sulit menggambarkannya, karena memang jarang melihat dan jarang juga terekspose di kehidupan maupun di media.

Tahukah Anda bahwa kekayaan alam bawah laut memiliki peran yang sangat besar terhadap kehidupan manusia dan makhluk lainnya di atas permukaan bumi? Apakah perannya itu hanya seputar memberi tambahan nutrisi untuk makhluk bumi? Mari kita cari tahu selengkapnya dengan menyelam lebih dalam di kegelapan lautan. Di balik kegelapan lautan dan kesunyian penghuninya yang hilir mudik dalam senyap, ada banyak rahasia kehidupannya yang ternyata menjaga keseimbangan kehidupan kita.

Pernah mendengar atau melihat keindahan wisata bahari Raja Ampat, Gili Trawangan , Bunaken, atau kawasan wisata laut lain yang menawarkan keindahan alam bawah lautnya dengan aktivitas diving atau snorkling? Tentu pernah, bukan? Meski hanya melihatnya dari layar kaca melalui acara-acara selebriti yang sedang vacation atau berpetualang. Tahukah Anda bahwa tempat-tempat wisata taman laut tersebut bukan sekedar tempat untuk menarik minat wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah, akan tetapi merupakan suatu kawasan konservasi/pelestarian alam bawah laut?

Pernahkan Anda mendengar istilah kawasan konservasi laut atau perairan sebelumnya? Penting diketahui, kawasan konservasi laut adalah kawasan perairan yang dilindungi dan dikelola dengan sistem zonasi.

Kawasan konservasi laut tidak hanya diperlukan guna meningkatkan sumber daya ikan, melainkan juga bertujuan menjaga keseimbangan keanekaragaman hayati laut, termasuk mendukung kesehatan karang.

Dengan kata lain, adanya kawasan konservasi laut bertujuan untuk menjaga kelestarian sekaligus pemanfaat sumber daya alam secara keseluruhan. Selain itu, kawasan konservasi laut juga berperan penting dalam melindungi laut dari berbagai pencemaran, pengrusakan, dan kasus eksploitasi berlebih.

Pentingnya Kawasan Konservasi Laut di Indonesia

Mengutip dari laman nasional.kontan.co.id, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan akan melakukan kawasan konservasi perairan seluas 2 juta hektare pada 2022. Kabar baiknya, hingga Juni 2022, realisasi konservasi laut telah mencapai 73% atau telah mencapai 1,46 juta hektare.

Berdasarkan konservasi perairan internasional, sampai 2045, setiap negara harus memiliki kawasan konservasi perairan sebanyak 10% dari total luas suatu negara. Khusus Indonesia, kawasan konservasi laut dan perairan yang perlu dicapai sekitar 30 juta hektare. Woww!! Amazing!! Seberapa luas itu???! Untuk saat ini, kawasan konservasi laut di Indonesia telah mencapai sekitar 28,4 juta hektare.

Kawasan konservasi laut yang dikelola secara efektif berperan penting dalam menjaga dan meningkatkan ketersediaan stok sumber daya ikan. Selain itu, kawasan konservasi laut juga dapat meningkatkan potensi pariwisata bahari yang sangat besar.

Tidak hanya itu, dibentuknya kawasan konservasi laut ternyata menjadi salah satu strategi mitigasi perubahan iklim. Mengingat, ekosistem laut dapat menyerap karbon dioksida. Dikutip dari Katadata.co.id, ekosistem laut seperti mangrove dan rumput laut 10 kali lebih efektif menyerap karbon dioksida dibandingkan hutan subtropis atau tropis.

Mitigasi perubahan iklim merupakan suatu usaha untuk mengurangi risiko terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca. Mitigasi tersebut telah dicoba baik dari pemerintahan dan kelompok pecinta lingkungan.Menurut data, tiga negara yang paling banyak menyumbang emisi gas rumah kaca yaitu, Amerika, Cina, dan Indonesia. Prediksi mengenai dampak perubahan iklim di antaranya, di Asia Tenggara pada tahun 2050 akan mengalami krisis air bersih. Di Eropa, akan terjadi gelombang panas dan penyebaran penyakit yang sangat cepat. Selain itu, akibat suhu yang tinggi akan terjadi kekeringan dan gagal panen.

Di Indonesia sendiri, diprediksi sebesar 45% lahan pertanian akan mengalami kerusakan dan sebanyak 2000 pulau akan ikut terendam akibat air laut yang naik. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia sangat serius berkontribusi aktif untuk turut serta dalam penanganan perubahan iklim. Komitmen Indonesia dalam perubahan iklim ditingkat internasional terwujud dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa–Bangsa Mengenai Perubahan Iklim, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Protokol Kyoto atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Perubahan Iklim, dan Undang-Undang No 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement to The United Nations Framework Convention on Climate Change.

 Selain itu, Komitmen Indonesia dalam perubahan iklim ditingkat nasional terwujud dalam Peraturan Presiden No. 61 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) dan Nationally Determined Contribution (NDC) sebagai implementasi dari Paris Agreement. Komitmen Indonesia dalam perubahan iklim di tingkat daerah terwujud dalam Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) yang diaktualisasikan sesuai Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 dan telah disepakati oleh 34 provinsi di Indonesia.

Lautan penuh dengan organisme mikroskopis yang bertindak sebagai penghasil utama sekitar setengah karbon bumi dan 70% oksigen atmosfer.

Beberapa fotosintetik fitoplankton sangat efisien dalam hal penyerapan karbon dan dapat mengurangi jumlah karbon di atmosfer dengan menggunakan karbon dioksida (CO2) untuk membentuk cangkang kalsium karbonat. Alga haptophytic menghilangkan setengah dari CO2 yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, dan menghasilkan senyawa sekunder yang membantu hamburan cahaya dan pendinginan.

Lautan memainkan peran penting dalam menyerap emisi karbon dioksida dan sangat bermanfaat sebagai sumber daya bagi para ilmuwan yang mencari cara untuk memerangi perubahan iklim melalui inovasi biologis.

Rumput laut, adalah contoh yang baik dari  ekosistem yang disediakan laut bagi manusia. Rumput laut adalah penyerap CO2 yang signifikan, sehingga berperan dalam memerangi perubahan iklim

Langkah Untuk Meningkatkan Peran Laut Mengatasi Krisis Iklim di Tingkat Dunia

Mencakup lebih dari 70% permukaan bumi, lautan memiliki potensi besar dalam melawan perubahan iklim, dan diyakini mampu mendorong ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Hal inilah yang menjadi penilaian penuh harapan dari 14 negara pesisir dan lautan yang tergabung dalam High-Level Panel for A Sustainable Ocean Economy atau dikenal dengan Ocean Panel.

Kerjasama global yang terdiri dari hampir 40% garis pantai dunia itu telah mengumumkan komitmen mereka pada Rabu, 2 Desember 2020, dalam mengelola 100% perairan laut nasional secara berkelanjutan pada tahun 2025.

Komitmen ini mencakup berbagai tindakan yang dapat dilakukan guna mengurangi perubahan iklim, karena lautan yang memanas telah menjerumuskan negara-negara pesisir ke dalam keadaan darurat iklim. Ocean Panel mencatat bahwa perlindungan bakau, lamun, dan rawa asin yang membentuk ekosistem ‘karbon biru’ dapat membantu penyerapan karbon guna memenuhi target pengurangan emisi yang tertuang dalam Perjanjian Iklim Paris 2050 – yaitu membatasi pemanasan global hingga 1.5 derajat celcius. Karbon biru dapat menyerap karbondioksida dengan kecepatan hingga empat kali lipat dari hutan daratan.

Baru-baru ini pun. Pemerintah Inggris melalui Menteri Negara Pasifik dan Lingkungan, Zac Goldsmith, mengundang para pemimpin dunia untuk berkomitmen menjaga kesehatan laut dunia untuk mencapai emisi nol karbon dan menjaga temperatur bumi tidak melebihi 1.50 C dalam pertemuan COP26 Presidency Ocean Action Ministerial Event pada Jumat (5-11-2021).

Mewakili Menteri Luhut B. Pandjaitan, Deputi Bidang Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti turut berpartisipasi dalam pertemuan tersebut bersama pemimpin negara lainnya dan pakar kelautan dunia.

“Laut yang sehat merupakan poin penting untuk melawan perubahan iklim. Melindungi laut dan seluruh ekosistemnya sangat penting untuk membantu kita mengatasi perubahan iklim dan menanggapi dampaknya”, ujar Menteri Goldsmith dalam pembukaannya.

Lebih lanjut disampaikannya bahwa diskusi ini ingin menekankan bahwa lautan merupakan salah satu bagian penting dari ketahanan iklim bumi.

Lokasi Kawasan Konservasi Laut di Indonesia

Saat ini sudah ada beberapa kawasan konservasi laut di Indonesia yang turut menjadi destinasi pariwisata bahari. Di antaranya adalah Taman Wisata Perairan di Pulau Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan; Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas; Taman Wisata Perairan Kepulauan Kapoposang; Taman Wisata Perairan Suaka Alam Perairan Raja Ampat; dan banyak lagi

Kawasan Konservasi Perairan Di Raja Ampat


Raja Ampat terletak di ujung barat laut Papua Barat, Indonesia, yang ‘jantung’ Segitiga Terumbu Karang dunia.


Wilayah Raja Ampat terdiri dari 4.6 juta hektar lautan, 1.411 pulau kecil, pulau karang atau atol, dan beting, yang mengelilingi eipat pulau utama, yaitu Waigeo, Bataat, Salawat, dan Misool. Dilintasi garis khatulistiwa, Raja Ampat memiliki keanekaragaman hayati laut terkaya di Bumi.


Bentang Laut Kepala Burung adalah yatu jaringan kawasan pesisir dan laut yang dilindungi,yang meliputi Teluk Cenderawasih di bagian timur, kepulauan Raja Ampat di barat, Teluk Triton di Kabupaten Kaimana, serta Kabupaten Fakfak di selatan.

Upaya Dalam Negeri Untuk Meningkatkan Peran Laut Atasi Krisis Iklim

Indonesia hanya memiliki waktu hingga 2030 untuk bisa mengantisipasi dampak dari perubahan iklim yang saat ini sedang melanda dunia. Sebelum batas waktu tersebut datang, Indonesia harus bisa melakukan mitigasi dan adaptasi pada sektor kelautan dan perikanan yang akan terdampak.

Di antara upaya yang sedang disiapkan, adalah mitigasi berbasis kelautan dengan melibatkan teknologi seluler melalui layanan berbasis sistem operasi Android. Dalam layanan berbasis aplikasi tersebut, disediakan beragam informasi yang menjadi kebutuhan panduan untuk beraktivitas di laut.

Kehadiran aplikasi ini, akan memudahkan nelayan untuk beraktivitas menangkap ikan di laut dengan lebih cepat sampai tujuan, menghasilkan tangkapan lebih banyak, dan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang menjadi bagian dari energi fosil.

Cara tersebut, diyakini bisa memicu nelayan untuk mendapatkan tingkat kesejahteraan ekonomi lebih baik lagi, karena stok ikan meningkat, sementara biaya operasional menurun.

Selain itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Sakti Wahyu Trenggono di Jakarta belum lama ini menyatakan akan menerapkan kebijakan penangkapan ikan secara terukur mulai pada 2022 mendatang. Kebijakan ini diharapkan akan menata kembali subsektor perikanan tangkap yang ada di seluruh wilayah perairan laut Indonesia dan lebih dari itu mampu memicu dampak positif lainnya yang akan bermanfaat bagi semua makhluk hidup.

Manfaat yang dimaksud, tidak lain adalah bisa menekan dampak fenomena perubahan iklim yang sedang terjadi di seluruh dunia saat ini. Pernyataan tersebut didasarkan pada fakta bahwa laut dan ekosistem pesisir merupakan komponen utama bumi yang memiliki peran penting dalam mengendalikan iklim dunia.


Peran Masyarakat dalam Upaya Pelestarian Alam Laut

Dilansir dari laman Ocean Service, berikut kami merangkum upaya pelestarian alam di laut dan tujuannya, perlu Anda ketahui.

1. Hemat Air

Upaya pelestarian alam di laut yang bisa dilakukan pertama adalah hemat air. Perlu dipahami bahwa air tawar yang dapat digunakan manusia hanya terbatas, dengan begitu penggunaannya juga perlu dilakukan secara bijak. Utamakan penggunaan air bersih untuk kebutuhan pokok seperti minum, mandi, dan mencuci baju.

Sementara penggunaan air yang tidak termasuk kebutuhan pokok, seperti menyirami tanaman, manfaatkan sumber air lainnya. Misalnya Anda menampung air hujan atau menggunakan air sisa mencuci beras untuk menyirami tanaman. Dengan begitu air bersih dapat digunakan secara baik da optimal.

2. Kurangi Polutan

Upaya pelestarian alam di laut berikutnya bisa dilakukan dengan mengurangi polutan. Seperti diketahui, bahan-bahan kimia yang terdapat pada pupuk tanaman dan produk pembersih rumah tangga, dapat menjadi limbah dan mencemari lingkungan laut. Dengan begitu, disarankan untuk beralih pada bahan yang lebih alami. Seperti menggunakan pupuk kompos atau produk pembersih yang ramah lingkungan.

Sementara pada kegiatan industri, diwajibkan untuk memperhatikan AMDAL agar tidak menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan. Salah satunya, termasuk pengelolaan limbah industri dengan baik sehingga tidak menimbulkan pencemaran tanah, udara, dan laut.

3. Kelola Sampah

Upaya pelestarian alam di laut selanjutnya adalah melakukan pengelolaan sampah dengan baik. Sampah masih menjadi masalah utama dalam pencemaran laut. Biasakan untuk tidak membuang sampah sembarangan dan usahakan untuk mulai memisahkan sampah sesuai dengan jenisnya agar lebih mudah diolah.

Selain itu, kurangi penggunaan barang-barang sekali pakai yang dapat meningkatkan produksi sampah. Disarankan untuk beralih pada penggunaan barang-barang berkelanjutan yang dapat dipakai berulang kali. Dengan begitu, masalah sampah dapat diminimalisir dengan baik.

4. Upaya Pelestarian Alam Laut: Belanja Berkelanjutan, Penangkapan Ikan Bertanggung Jawab

Belanja Berkelanjutan

Belanja berkelanjutan juga perlu dilakukan sebagai salah satu upaya pelestarian alam di laut. Dalam hal ini, utamakan pembelian barang yang ramah lingkungan seperti produk-produk yang dibungkus dengan kertas bukan plastik. Selain itu, Anda juga dapat beralih dari barang-barang sekali pakai dengan barang yang dapat digunakan berulang kali. Contohnya seperti penggunaan reusable pads atau menstrual cup.

Di samping itu, biasakan pula untuk selalu membawa tas belanja sendiri dari rumah untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Meskipun sederhana, namun jika dilakukan oleh banyak orang maka akan memberikan dampak yang besar.

Penangkapan Ikan Bertanggung Jawab

Berikutnya adalah penangkapan ikan yang bertanggung jawab. Upaya pelestarian alam di laut yang satu ini tidak hanya ditujukan bagi para pelayan, tetapi bagi masyarakat secara umum. Anda diperbolehkan mengambil manfaat dari sumber daya alam yang tersedia, termasuk makanan laut yang dapat dikonsumsi.

Namun, sangat dianjurkan untuk menggunakan metode penangkapan yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan kerusakan. Selain itu, hindari menangkap ikan langka karena dapat meningkatkan peluang kepunahan. Ikuti praktik “tangkap dan lepaskan” agar lebih banyak ikan tetap hidup di bawah laut.

Selain itu, hindari perilaku-perilaku yang berpotensi merusak habitat laut. Seperti penggunaan bom atau listrik dalam penangkapan ikan, menurunkan jangkar perahu secara sembarangan sehingga dapat merusak karang dan rumput laut di dasar air, hingga membuang sampah sembarangan yang berujung ke laut. Jika tidak diperhatikan, beberapa hal ini dapat mengancam kelangsungan hidup para biota laut.

5. Dukung Gerakan Pelestarian Laut

Upaya pelestarian alam di laut yang terakhir namun tak kalah penting yaitu dengan mendukung dan berpartisipasi pada gerakan pelestarian laut.

 Anda juga bisa mengajak teman untuk mengikuti hal serupa. Semakin banyak masyarakat yang berpartisipasi, maka kesehatan lingkungan laut dapat terjaga dengan baik.


Referensi:

Liputan6.com

Kompas.com

Komitmeniklim.id


Post a Comment

Ingin memberi tanggapan atau saran? Silahkan drop di comment box. Terima kasih!